Nama Kelompok :
1. Annisa Ramadhania
2. Bayu Aji Saputro
3. Fadhillah Hernandi
4. Vira Sefika Madani
1. Annisa Ramadhania
2. Bayu Aji Saputro
3. Fadhillah Hernandi
4. Vira Sefika Madani
TARI SERAMPANG 12
ASAL-USUL TARI
Tari Serampang Duabelas merupakan
tarian tradisional Melayu yang berkembang di bawah Kesultanan Serdang. Tarian
ini diciptakan oleh Sauti pada tahun 1940-an dan diubah ulang oleh penciptannya
antara tahun 1950-1960. sebelum bernama Serampang Duabelas, tarian ini bernama
Tari Pulau Sari, sesuai dengan judul lagu yang mengiringi tarian ini, yaitu
lagu Pulau Sari.
Tarian ini merupakan jenis tari tradisional yang
dimainkan sebagai tari pergaulan. Sedikitnya ada dua alasan mengapa nama Tari
Pulau Sari diganti Serampang Duabelas. pertama, nama Pulau Sari kurang
tepat karena tarian ini bertempo cepat (quick step). Menurut Tengku Mira
Sinar, nama tarian yang diawali kata ’’pulau’’ biasanya bertempo rumba, seperti
Tari Pulau Kampai dan Tari Pulau Putri. Sedangkan Tari Serampang Duabelas memiliki
gerakan bertempo cepat seperti Tari Serampang Laut. Berdasarkan hal tersebut,
Tari Pulau Sari lebih tepat disebut Tari Serampang Duabelas. Nama duabelas
sendiri berarti tarian dengan gerakan tercepat diantara lagu yang bernama
Serampang. Kedua, penamaan Tari Serampang Duabelas merujuk pada ragam
gerak tarianya yang berjumlah 12, yaitu :
v Pertemuan pertama
v Cinta meresap
v Memendam cinta
v Menggila mabuk kepayang
v syarat tanda cinta
v Balasan isyarat
v Menduga
v Masi belum percaya
v Jawaban
v Pinang-meminang
v Mengantar pengantin
v Pertemuan kasih
Menurut
Tengku Mira Sinar, Tarian ini merupakan hasil perpaduan gerak antara tarian
Portugis dan Melayu Serdang. Pengaruh Portugis dapat dilihat pada keindahan
gerak tarinya dan kedinamisan irama musik pengiringnya. Tari Serampang Duabelas
berkisah tentang cinta suci anak manusia yang muncul sejak pandangan dan
diakhiri dengan pernihkahan yang direstui ole kedua orang tua sang dara dan
teruna. Oleh karena menceritakan proses bertemunya dua hati, maka tarian ini
biasanya dimainkan secara berpasangan, laki-laki dan perempuan.
Namun,
PERKEMBANG TARI
Pada awal perkembangannya tarian ini hanya dibawakan oleh laki-laki karena
kondisi masyarakat pada waktu itu melarang perempuan tampil di depan umum,
apalagi memperlihatkan lenggak-lenggok tubuhnya. Diperbolehkannya perempuan
memainkan Tari Serampang Duabelas tidak hanya berkembang dan dikenal oleh
masyarakat di wilayag kesultanan Serdang, tetapi juga menyebar ke berbagai
daerah di Indonesia, seperti Riau, Jambi, Kalimantan, Sulawesi, bahkan sampai
ke Maluku. Selain dikenal dan dimainkan diseluruh tanah ai, Tari Serampang
Duableas juga terkenal dan sering dibawakan di beberapa Negara tentangga
seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Hongkong.
Keberadaan Tari Serampang Duabelas karya
Sauti ini, mendapat sambutan yang luar biasa di seluruh tanah air dan
Negara tetangga. Seiring dengan perkembangan ini, Pemerintah daerah Kabupaten
Serdang Bedagai inisiatif untuk melindungi hak cipta Tari Serampang Duabelas.
Hal ini dilakukan untuk memperkenalkan kembali pada masyarakat banyak tentang
asal muasal dari tari ini, sehingga generasi muda tahu dan mengerti. Selain
itu, diadakan juga berbagai pagelaran lomba Tari Serampang Dua Belas terutama
untuk kalangan masyarakat yang berada di kawasan Kabupaten Serdang Bedagai.
TOKOH PEMBINA
Tarian ini diciptakan oleh Sauti pada era 1940-an dan diubah ulang antara tahun
1950-1960. Sauti lahir tahun 1903 di Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai
ketika menciptakan Tari Serampang Duabelas sedang bertugas di Dinas PP dan K
Provinsi Sumatera Utara. Atas inisiatif dari Dinas yang menaunginya, Sauti
diperbantukan menjadi guru diperwakilan Jawatan Kebudayaan Sumatera Utara di
Medan. Pada masa itulah Sauti juga berhasil menggubah beberapa tari lain, yaitu
jenis Tiga Serangkai yang terdiri dari Tari Senandung dengan lagu Kuala
Deli, Tari Mak Inang dengan lagu Pulau Kampai, dan Tari lagu Dua dengan
lagu Tanjung Katung.
FUNGSI TARI
Fungsi tari ini adalah
sebagai tari pergaulan dikalangan muda mudi melayu. Selain itu, diadakan juga
berbagai pagelaran lomba Tari Serampang Duabelas terutama untuk kalangan
masyarakat yang berada dikawasan Kabupaten Serdang Bedagai.
MUSIK PENGIRING TARI
Pada awalnya musik pengiring tari masih menggunakan peralatan musik
tradisional. Namun seiring perkembangan zaman peralatan musik yang digunakan
semakin beragam.
BUSANA TARI
Biasanya tarian ini menggunakan pakaian adat melayu di pesisir timur pulau
sumatera walaupun bukan peralatan yang utama, keberadaan pakaian ini
sangat penting. Ada dua alasan yaitu pertama warna pakaian yang berwarna warni
dan kedua penggunaan pakaian adat menunjukkan asal Tarian
Serampang Duabelas
PENARI
Pada awal perkembanganya Tari Serampang Duabelas ditarikan oleh laki-laki
secara berpasangan sedangkan kaum perempuan belum boleh ikut menari karena
menari berarti akan memperlihatkan lekuk tubuh merekn dan itu dilarang, namun
pada zaman sekarang tarian ini ditarikan oleh laki-laki maupu perempuan secara
berpasangan.
KEISTIMEWAAN
Nama Tari Serampang Dua Belas sebetulnya diambil dari dua
belas ragam gerakan tari yang bercerita tentang tahapan-tahapan proses
pencarian jodoh hingga memasuki tahap perkawinan :
·
Ragam I adalah
permulaan tari dengan gerakan berputar sembari melompat-lompat kecil yang
menggambarkan pertemuan pertama antara seorang laki-laki dan perempuan. Gerakan
ini bertutur tentang pertemuan sepasang anak muda yang diselingi sikap penuh
tanda tanya dan malu-malu.
·
Ragam II adalah gerakan
tari yang dilakukan sambil berjalan kecil, lalu berputar dan berbalik ke posisi
semula sebagai simbol mulai tumbuh benih-benih cinta antara kedua insan. Ragam
II ini bercerita tentang mulai tumbuhnya rasa suka di antara dua hati, akan
tetapi mereka belum berani untuk mengutarakannya.
·
Ragam III memperlihatkan
gerakan berputar (tari Pusing) sebagai simbol sedang memendam cinta. Dalam tarian
ini nampak pemuda dan pemudi semakin sering bertemu, sehingga membuat cinta
makin lama makin bersemi. Namun, keduanya masih memendamnya tanpa dapat
mengutarakannya. Gerakan dalam tarian ini menggambarkan kegundahan dua insan
yang memendam rasa.
·
Ragam IV dilakukan
dengan gerakan tarian seperti orang mabuk sebagai simbol dari dua pasang
kekasih yang sedang dimabuk kepayang. Gerak tari yang dimainkan dengan
melenggak-lenggok dan terhuyung-huyung seperti orang mabuk. Pada ragam ini
(Tahap IV) proses pertemuan jiwa sudah mulai mendalam dan tarian ini
menggambarkan kondisi kedua insan yang sedang dimabuk kepayang karena menahan
rasa yang tak kunjung padam.
·
Ragam V dilakukan
dengan cara berjalan melenggak-lenggok sebagai simbol memberi isyarat. Pada
ragam ini, perempuan berusaha mengutarakan rasa suka dan cinta dengan memberi
isyarat terhadap laki-laki, yaitu dengan gerakan mengikuti pasangan secara
teratur. Gerakan tari pada Ragam V ini sering juga disebut dengan ragam gila.
·
Ragam VI merupakan
gerakan tari dengan sikap goncet-goncet sebagai simbol membalas isyarat
dari kedua insan yang sedang dilanda cinta. Pada ragam ini, digambarkan pihak
laki-laki yang mencoba menangkap isyarat yang diberikan oleh perempuan dengan
menggerakkan sebelah tangan. Si pemuda dan pemudi kemudian melakukan tarian
dengan langkah yang seirama antara pemuda dan pemudi.
Gerakan Tari Serampang Dua Belas.
·
Ragam VII dimulai dengan menggerakkan
sebelah kaki kiri/kanan sebagai simbol menduga. Hal ini menggambarkan
terjadinya kesepahaman antara dua pasang kekasih dalam menangkap isyarat yang
saling diberikan. Dari isyarat ini mereka telah yakin untuk melanjutkan kisah
yang telah mereka rajut hingga memasuki jenjang perkawinan. Setelah janji
diucapkan, maka sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara tersebut pulang
untuk bersiap-siap melanjutkan cerita indah selanjutnya.
·
Ragam VIII dilakukan
dengan gerakan melonjak maju-mundur simbol proses meyakinkan diri. Gerakan ini
dilakukan dengan melompat sebanyak tiga kali yang dilakukan sembari
maju-mundur. Muda-mudi yang telah berjanji, mecoba kembali meresapi dan mencoba
meyakinkan diri untuk memasuki tahap kehidupan selanjutnya. Gerakan tari dilakukan
dengan gerak bersuka ria yang menunjukkan sepasang kekasih sedang asik
bersenda-gurau sebelum memasuki jenjang pengenalan dengan kedua keluarga besar.
·
Ragam IX adalah
gerakan tari yang dilakukan dengan melonjak sebagai simbol menunggu jawaban. Gerakan
tari menggambarkan upaya dari muda-mudi untuk meminta restu kepada orang tua
agar menerima pasangan yang mereka pilih. Kedua muda-mudi tersebut
berdebar-debar menunggu jawaban dan restu orang tua mereka.
·
Ragam X menggambarkan
gerakan saling mendatangi sebagai simbol dari proses peminangan dari pihak
laki-laki terhadap perempuan. Setelah ada jawaban kepastian dan restu dari
kedua orang tua masing-masing, maka pihak pemuda mengambil inisiatif untuk
melakukan peminangan terhadap pihak perempuan. Hal ini dilakukan agar cinta
yang sudah lama bersemi dapat bersatu dalam sebuah ikatan suci, yaitu
perkawinan.
·
Ragam XI memperlihatkan
gerakan jalan beraneka cara sebagai simbol dari proses mengantar pengantin ke
pelaminan. Setelah lamaran yang diajukan oleh pemuda diterima, maka kedua
keluarga akan melangsungkan perkawinan. Gerakan tari biasanya dilakukan dengan
nuansa ceria sebagai ungkapan rasa syukur menyatunya dua kekasih yang yang
sudah lama dimabuk asmara menuju pelaminan dengan hati yang berbahagia.
Memadukan sapu tangan, pertanda menyatunya dua hati
·
Ragam XII atau ragam yang
terakhir dimainkan dengan menggunanan sapu tangan sebagai sebagai simbol telah
menyatuya dua hati yang saling mencintai dalam ikatan perkawinan. Pada ragam
ini, gerakan tari dilakukan dengan sapu tangan yang menyatu yang manggabarkan
dua anak muda sudah siap mengarungi biduk rumah tangga, tanpa dapat dipisahkan
baik dalam keadaan senang maupun susah.
Ragam tarian yang dimainkan dalam Tari serampang Dua
Belas bertambah indah dan menarik dengan komposisi pakaian warna-warni yang
dipakai para penarinya. Lenggak-lenggok para penari begitu anggun dengan
berbalut kain satin yang menjadi ciri khas pakaian adat dari masyarakat Melayu
di pesisir pantai timur Pulau Sumatra. Sapu tangan melengkapi perpaduan pakaian
tersebut yang kemudian dipergunakan sebagai media tari pada gerakan penutup
Tari Serampang Dua Belas.
Gambar Tari Serampang Dua Belas :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar