Nama anggota kelompok :
1. Dita Wulandari
2. Imroatul Ngizah
3. Putri Lestari
4. Siti Utari
Menurut sejarah, tari Tor tor digunakan dalam acara ritual yang berhubungan dengan roh. Roh tersebut dipanggil dan "masuk" ke patung-patung batu (merupakan simbol leluhur).mPatung-patung tersebut tersebut kemudian bergerak seperti menari, tetapi dengan gerakan yang kaku. Gerakan tersebut berupa gerakan kaki (jinjit-jinjit) dan gerakan tangan.
RAGAM TARI TOR-TOR
Indonesia memang kaya akan kebudayaannya, menilik dari sebuah tor-tor saja sudah dapat dilihat banyak ragamnnya. Beberapa jenis tor-tor adalah; Tor tor Pangurason, Tor tor Sipitu Cawan, Tor tor Panaluan.
Tor tor Pangurason atau yang artinya tari pembersihan. Tari ini biasanya digelar pada saat pesta besar. Sebelum pesta dimulai, tempat dan lokasi pesta terlebih dahulu dibersihkan dengan menggunakan jeruk purut, hal tersebut dimaksudkan agar jauh dari mara bahaya.
Tor tor Sipitu Cawan atau Tari tujuh cawan. Tari Sipitu Cawan ini biasa digelar pada saat pengukuhan seorang raja. Tor tor Cipitu Cawan ini juga berasal dari 7 putri kayangan yang mandi di sebuah telaga di puncak gunung pusuk buhit bersamaan dengan datangnya piso sipitu sasarung (Pisau tujuh sarung).
Terakhir, ada Tor tor Tunggal Panaluan yang merupakan suatu budaya ritual. Biasanya digelar apabila suatu desa dilanda musibah. Tor tor Tunggal panaluan ditarikan oleh para dukun untuk mendapat petunjuk solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Sebab tongkat tunggal panaluan adalah perpaduan kesaktian Debata Natolu yaitu Benua atas, Benua tengah, dan Benua bawah.
GERAKAN TARI TOR-TOR
Dalam melakukan tarian tor-tor ada empat gerakan dari bagian-bagian organ tubuh penari, atau biasa disebut dengan urbot;
Pangurdot (yang termasuk pangurdot dari organ tubuh ialah daun kaki, tumit sampai bahu).
Pangeal (yang termasuk pangeal dari organ tubuh adalah Pinggang, tulang punggung sampaidaun bahu / sasap).
Pandenggal (yang masuk pandenggal adalah tangan, daun tangan sampai jari-jari tangan).
Siangkupna ( yang termasuk Siangkupna adalah leher).
Dahulu, tarian ini juga dilakukan untuk upacara adat ketika orang tua atau anggota keluarganya meninggal dunia. Kini, tari tor tor juga dikembangkan sebagai budaya, biasanya dipakai untuk menyambut turis, atau acara-acara adat lainnya.
Tor-tor memang menawarkan rangkaian keindahan yang patut kita banggakan dan perkenalkan ke muka Dunia. Pantas jika sebuah komunitas perantauan Mandailing di Malaysia, mencoba memperkenalkan tarian tor-tor dengan cara menarikannya di daerah perantauan mereka tersebut. Lambat laun masyarakat Malaysia-pun sudah mengenal tarian tor-tor, namun misi memperkenalkan budaya malah berbuah getir, Malaysia lagi-lagi berencana mempatenkan warisan anak negri menjadi kebudayaan leluhurnya. Seperti heboh hastag #tortorpunyaIndonesia di media social twitter minggu malam tadi (18/6), terkait bahwa Negara Jiran tersebut ingin kembali mempatenkan kebudayaan Indonesia sebagai hak milik bangsanya. Kali ini Malaysia mulai melirik Tor tor dan Gondang Sambilan untuk "dimasukkan" ke dalam inventori budaya asli mereka.
Rencana memasukkan tari Tor-tor dan Gordang Sambilan sebagai peninggalan nasional Malaysia disampaikan oleh Menteri Informasi, Komunikasi, dan Kebudayaan Malaysia, Datuk Seri Rais Yatim. Malaysia akan meregistrasi kebudayaan itu berdasarkan Bab 67 Undang-undang Peninggalan Nasional 2005.
Guru besar hukum internasional UI itu mengatakan, "Kesalahan terbesar pemerintah Malaysia adalah memformalkan. Ini tindakan provokatif dan agresif di bidang kebudayaan terhadap Indonesia. Sensitivitas pemerintah Malaysia diperlukan karena dalam hubungan bertetangga yang mengalami pasang surut pasti publik Indonesia akan marah,”. Berita Malaysia akan mempatenkan kebudayaan Indonesia menjadi warisan leluhurnya memang bukan sekali ini saja, upaya serupa pernah dilakukan terhadap lagu Rasa Sayange, Beragam jenis dan motif Batik, hingga Reog Ponorogo.
Indonesia memang menyimpan terlalu banyak kekayaan budaya, bukan tak mungkin membuat negara-negara lain ingin memiliki dan mempatenkannya pula. Namun selayaknya kita sebagai pemilik kebudayaan tersebut, pasti lebih tau bagaimana bisa menjaga dan memperkenalkan ke mata dunia tentang kekayaan budaya di Indonesia.
Fungsi dari Tari Tor Tor :
sebagai sebagai syarat khusus atau tari pembersih yang dilaksanakan sebagai langkah sebelum acara hajat agar diberi kelancaran dan di jauhkan dari segala marah bahaya. Dan juga apabila desa tempat tinggal suku Batak pernah terkena musibah maka pada tanggal musibah itu diadakan pagelaran Tari Tortor. Ada juga rakyat sekitar yang mengatakan bahwa tari tor tor berfungsi dalam acara ritual yang berhubungan dengan roh. Roh tersebut dipanggil dan “dimasukan” ke patung-patung batu (merupakan simbol leluhur).
Kostum Tari Tor Tor :
Kostum Tari Tor Tor terbilang sangat unik tetapi tetap berkesan sederhana. Kostum Tari tortor pada umumnya berwarna merah dan busana Tari Tor Tor ini terbuat dari tenunan asli orang Batak yang disebut dengan Ulos. Tambahan berbagai aksesori dan pernak pernik khas Batak membuat penampilan kostum penari Tortor lebih meriah.
Gambar Tari Tor Tor :